
Kalammedia.net – MANADO, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengoptimalkan infrastruktur pengendali banjir di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Tujuannya, untuk membantu mengurangi dampak bencana banjir di Provinsi Sulut.
Bahkan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat membantu penanganan banjir dengan menunjuk Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia.
“Saya ditugaskan oleh bapak Menteri PUPR untuk melihat langsung bencana di Manado. Kita tahu bahwa tanggal 27 Januari terjadi banjir di Manado. Ada beberapa sungai meluap di bagian utara Kota Manado, seperti Sungai Bailang, Sungai Mahawu, dan Sungai Tikala. Itu yang kami perlu lihat sekaligus datang ke sini untuk mengecek peran Bendungan Kuwil Kawangkoan dalam melaksanakan pola operasi bendungannya, dalam upaya pengendalian banjir,” ujar Bob Arthur, di Manado, Senin, 30 Januari 2023.
Dia menjelaskan, saat terjadi luapan air di keenam sungai tersebut hingga mengakibatkan banjir, justru Daerah Aliran Sungai (DAS) dari Bendungan Kuwil Kawangkoan, yakni Sungai Tondano relative tidak meluap.
Meskipun di Sungai Tikala, anak dari Sungai Tondano sempat terjadi luapan air yang tidak begitu besar.
“Kondisi itu, karena Bendungan Kuwil Kawangkoan sudah mereduksi debit banjir pada Jumat-Sabtu hingga 96 m3 per detik,” jelas Bob Arthur.
Secara teknis, kata dia, saat curah hujan ekstrem terjadi pada Jum’at, 27 Januari 2023, kondisi elevasi bendungan mencapai 96,6 meter. Untuk itu, 2 buah pintu bendungan dengan masing-masing kapasitas 308,7 m3/detik.
Selanjutnya, saat pintu ditutup terjadi kenaikan genangan dari 96,6 meter menjadi 98,2 meter.
Artinya hampir sekitar 2 meter atau kurang lebih 2,3 juta kubik air ditampung Bendungan Kuwil Kawangkoan.
“Bayangkan kalau 2,3 juta kubik ini tidak kita tahan di sini, air akan masuk ke Kota Manado. Sehingga banjir akan terjadi di Sungai Tondana maupun Sungai Tikala,” katanya.
Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa memiliki kapasitas tampung 26 juta m3 dan luas genangan 157 hektare yang fungsi utamanya untuk mengurangi banjir di Kota Manado dan sekitarnya sebesar 25 persen (146,6 m3/detik).
Manfaat pengendali banjir bendungan ini telah dirasakan jika dibandingkan banjir besar yang melanda Kota Manado pada 2014, sebelum Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun.
Tercatat pada 2014, banjir Kota Manado terjadi dengan curah hujan maksimum 160 mm atau jauh di bawah curah hujan ekstrem 2023. sebesar 300 mm.
Bencana banjir 2014 telah menggenangi area 2.000 hektare atau jauh di atas area terdampak di 2023, yakni 808 hektare.
Selain mengoptimalkan pengoperasian bendungan, kata dia, dalam pengendalian banjir Kota Manado juga akan dilakukan normalisasi tiga sungai penyebab banjir.
Proses lelang penanganan normalisasi diharapkan dapat dimulai pada Maret 2023, dengan target sudah kontruksi pada akhir 2023.
“Kami telah mengusulkan program ini di Sungai Tikala dan Sungai Tondano serta Sungai Sario. Sedangkan sungai Tondano tidak masuk, karena sudah memiliki penanganan banjir pada program lalu. Tetapi belum tersambung, sehingga kami perlu lanjutkan,” tandasnya.
Sumber : Humas Kementrian PUPR