Kalam, News  

Gubernur Anies Resmikan Sekolah Net Zero Carbon yang Hemat Listrik

Avatar
Rehabilitasi bangunan sekolah negeri di Jakarta secara keseluruhan mengarah ke konsep green building. (Foto: IG @aniesbaswedan)

Kalammedia.net – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menorehkan prestasi untuk mewujudkan Kota Jakarta beremisi rendah. Ia baru saja meresmikan empat sekolah yang mengusung konsep net zero carbon atau netralitas karbon, yakni SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur; SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Selatan; SDN Ragunan 08 Pagi, 09 Pagi, 11 Petang, Jakarta Selatan; dan SMAN 96, Jakarta Barat.

“Jadi, ini sekolah negeri pertama di Indonesia yang menggunakan konsep net zero dan dengan konsep seperti ini,” ungkapnya dalam peresmian sekolah sekaligus menyerahkan Sertifikat Greenship Net Zero Healthy dari Green Building Council (GBC) Indonesia di SDN Ragunan 08, Jakarta Selatan, Rabu (28/9).

Jumlah gedung sekolah, baik negeri maupun swasta, yang melebihi seribu bangunan dari berbagai jenjang di Jakarta, berpotensi untuk menyumbang emisi karbon. Program sekolah net zero diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon di wilayah DKI Jakarta pada masa mendatang.

Pandemi Covid-19 juga melatarbelakangi pelaksanaan program Sekolah Net Zero Carbon, sehingga dibutuhkan bangunan sekolah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menjaga kesehatan penghuni di dalamnya. Skema pemanfaatan ventilasi alami dapat meningkatkan pertukaran udara bersih yang lebih lancar, sehingga dapat meminimalkan partikel dan virus yang berbahaya di dalam ruangan.

“Alhamdulillah, Bapak Gubernur, sekolah yang kita bangun tahun 2021 dan selesai pada 2022 mendapatkan greenship net zero dari Green Building Council Indonesia dan ini merupakan sekolah negeri pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat net zero,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana, dalam sambutannya di SDN Ragunan 08, Rabu (28/9/2022).

Gubernur Anies menargetkan sebanyak 24 sekolah di DKI Jakarta akan menerapkan konsep ini. 20 sekolah yang tersisa ditargetkan akan rampung pada 2023 mendatang. Sekolah dapat dikatakan net zero carbon apabila dapat menghemat energi secara besar. Terdapat tiga tahapan menuju sekolah net zero carbon, yaitu mengurangi konsumsi energi, meningkatkan efisiensi energi, dan menggunakan energi terbarukan.

Sekolah yang sudah menerapkan konsep net zero carbon dapat meningkatkan kualitas udara yang lebih baik di lingkungan sekolah, meminimalkan penyebaran partikel dan virus yang berbahaya di dalam ruangan, meningkatkan kenyamanan dari segi visual dan termal bagi pengajar serta peserta didik, menghemat energi listrik, hingga membantu pengendalian iklim global.

Bangunan sekolah berkonsep green building menjadi media edukasi langsung untuk anak-anak. (Foto: IG @disdikdki)

Sekolah Net Zero Carbon Hemat Listrik

Gubernur Anies mengungkapkan, sekolah merupakan bangunan yang paling banyak dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan berbicara tentang emisi karbon global, bangunan berkontribusi sebesar 39% emisi karbon global dan mengkonsumsi 36% dari total energi global.

“Jadi bangunan itu adalah kontributor terbesar. Kita sering kalau melihat dekarbonisasi yang dipandang adalah kendaraan bermotor saja. Sesungguhnya bangunan itu menyedot energi 36%, kontribusi kepada emisi karbon global 39%. Karena itu, kita harus menuju pada green building dan kita mulai dari sekolah-sekolah,” lanjutnya.

Gubernur Anies berharap, bangunan sekolah berkonsep green building akan menjadi media edukasi langsung untuk anak-anak. Mereka akan memiliki gambaran terkait bagaimana bangunan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, ini akan sesuai dengan semangat Jakarta untuk menjadi kota global yang masyarakatnya peduli dengan berbagai isu global.

Ke depan, rehabilitasi bangunan sekolah negeri di Jakarta secara keseluruhan mengarah ke konsep green building. Mulai dari transisi energi dengan solar panel, penggunaan lampu hemat energi, hingga pengelolaan air limbah.

“Kita berharap, pembangunan sekolah net zero ini juga dapat mendorong Jakarta mencapai target net zero emission atau nol emisi karbon pada tahun 2050. Kita sedang berupaya menjadikan kota ini sebagai kota yang berkelanjutan di masa depan,” tandasnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menegaskan, sekolah dengan konsep net zero carbon berfungsi mengurangi energi listrik dan bermanfaat untuk kesehatan siswa. Konsep itu juga membuat kegiatan belajar mengajar akan lebih mengandalkan pencahayaan dari matahari.

“Ini sangat berguna bagi kesehatan siswa, karena kita memanfaatkan ruang terbuka hijau dan pencahayaan yang alami. Bangunan sebelumnya menghabiskan biaya listrik mencapai Rp5-6 juta, tetapi setelah bangunan ini digunakan kemarin hanya menghabiskan biaya Rp1,5 juta,” kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat II, Junaedi.

Menurutnya, konsep sekolah rendah emisi ini juga mengedepankan penggunaan sinar matahari menjadi tenaga listrik (solar cell). Nantinya, sekolah harus memiliki ruang terbuka hijau yang cukup untuk menyerap sinar matahari. “Ruang terbuka hijau menjadi lapangan, sehingga pencahayaan betul-betul terbuka. Ini sangat sehat bagi peserta didik, sehingga tidak perlu AC,” pungkasnya.

Sumber : Okezone.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *