
Kalammedia.net – SAAT ini kasus Covid-19 sudah mulai menurun dan landai. Sebab imunitas tubuh untuk melawan virus Covid-19 semakin kuat. Namun, ternyata malah terbit wabah virus RSV.
Rabia Agha selaku Direktur Divisi Penyakit Menular Anak di Rumah Sakit Anak Maimonides di New York,AS menjelaskan, ada wabahvirussyncytial pernapasan (RSV), virus musim dingin yang seperti flu biasa pada orang dewasa, namun bisa berbahaya bagi anak kecil.
Ada peningkatan kasus RSV pada musim gugur 2021, disusul kenaikan kasus tidak terduga pada musim semi 2022. Kemudian pada awal musim gugur 2022, penyakit ini kembali lagi.
“Kami harus melipatgandakan kapasitas ICU kami,” katanya, mengacu pada unit perawatan intensif untuk pasien yang paling parah.
Beberapa anak di sana menggunakan ventilator mekanik untuk membantu mereka bernapas.
Dikutip dari BBC, RSV biasanya paling parah menyerang anak-anak belia, tetapi pasien yang ditangani Agha dan rekannya akhir-akhir ini cenderung mendekati usia sekolah, sekitar tiga atau empat tahun.
Pada kelompok usia ini, RSV biasanya muncul sebagai penyakit seperti demam, disertai pilek dan batuk. Tapi kini, anak-anak tiga empat tahun tengah berjuang mengalahkan virus ini dengan menggunakan ventilator.
Bagaimana cara mencegah anak terkena RSV?
RSV, strep A, flu dan penyakit infeksi lainnya muncul kembali di antara anak-anak, setelah selama ini ditekan akibat pembatasan Covid-19.
NHS dan otoritas kesehatan lainnya merekomendasikan siapapun termasuk anak-anak mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik untuk membantu menghentikan penyebaran virus dan bakteri, termasuk strep A dan RSV.
Mereka juga merekomendasikan untuk tidak berbagi cangkir, handuk, atau barang lain yang berpotensi terkontaminasi.
Orang tua disarankan menggunakan tisu saat anak batuk atau bersin, kemudian membuang tisu bekas dan mencuci tangan dengan sabun dan air hangat untuk menghentikan penyebaran.
Pastikan vaksinasi anak selalu mutakhir. Ini dapat melindungi mereka dari berbagai macam penyakit, termasuk flu dan banyak penyakit yang sangat menular dan berpotensi berbahaya seperti campak dan polio.
Pemberian antibiotik pencegahan, misalnya untuk melindungi anak-anak di tengah wabah strep A di sekolah atau tempat penitipan anak, perlu diperhatikan dengan seksama, kata dokter, agar tidak mendorong terjadinya resistensi antibiotik.
Superbug yang muncul akibat antibiotik secara berlebihan menimbulkan ancaman khusus bagi bayi baru lahir, sehingga menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan antibiotik. Apalagi, antibiotik tidak berpengaruh pada virus seperti RSV.
“Semua orang khawatir, tentu saja, karena bisanya anak-anak yang lebih dewasa dapat mentolerir virus ini. Kenapa sekarang tidak?” kata Rabia Agha.
Ketika Covid-19 merajalela di seluruh dunia, banyak negara memberlakukan pembatasan ketat untuk memutus mata rantai penularan virus.
Anak-anak dijauhkan dari sekolah atau penitipan anak selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Sekarang anak-anak bermain bersama lagi, dan dokter menemukan lonjakan periodik pada penyakit lain, termasuk RSV, flu dan penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus Grup A, bakteri yang juga dikenal sebagai strep A.
Enam belas anak meninggal di Inggris sejak September akibat infeksi strep A.
Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), selama 2017-2018 yang merupakan musim tertinggi terakhir untuk strep A di negara itu, tercatat 27 kematian di bawah usia 18 tahun.
Mereka pun mengingatkan bahwa musim 2022-2023 belum berakhir.
Ahli epidemiologi terus menyelidiki apakah pembatasan sosial akibat Covid-19 meningkatkan kemungkinan lonjakan penyakit lain, mengingat infeksi pernapasan kurang lebih terhenti selama sekitar tahun pertama pandemi.
Ada juga kemungkinan bahwa tertular Covid-19 telah meningkatkan kerentanan anak-anak terhadap penyakit lain dengan merusak sistem kekebalan mereka. Dokter mengatakan kemungkinannya kecil, karena tidak ada bukti untuk efek seperti itu.
Tetap memperbarui vaksinasi adalah salah satu cara untuk membatasi penyebaran penyakit menular seperti flu, serta Covid-19
Artikel ini sebelumnya telah tayang di – health.okezone.com (DRM)