
Kalammedia.net – Pangsa pasar kredit UMKM PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) hingga Maret 2022 mencapai 83,95%. Hal ini, menurut Direktur Utama BRI Sunarso, membuat BRI dan UMKM jauh dari pusat gempa atawa epicentrum ekonomi global.
Sunarso menjelaskan, saat ini masalah ekonomi dunia dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti geopolitik Rusia-Ukraina serta kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS). Adapun di internal, menurut Sunarso, Indonesia cukup kuat untuk mengadapinya. “Apalagi BRI kami lebih banyak main di UMKM yang jaih dari epicentrum global,” jelas Sunarso, Kamis (7/72022).
Alih-alih terpapar, BRI bahkan baru saja merevisi target laba pada tahun ini dari Rp 40 triliun menjadi Rp 41 triliun. BRI tetap percaya diri karena memiliki likuiditas dan modal kuat. Terlebih pasca melakukan right issue hingga Rp 41 triliun. Dana tersebut dinilai cukup untuk mendorong pertumbuhan BRI selama 3 tahun. Disisi lain, loan growth BRI tidak terlalu sensitif terhadap kondisi global saat ini.
Seperti diketahui, penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43% yoy menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65%.
Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24% yoy dari Rp 826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp 903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen. (*)